Pengkomunikasian hasil tes
Konseli :
“assalamualaikum bu”
Konselor :
“waalaikumsalam, masuk nak. Silahkan duduk”
Konseli :
“terimakasih bu”
Konselor :
“bagaimana kabarmu hari ini?”
Konseli :
“alhamdulilah, kabar saya baik bu”
Konselor : ”bagaimana dengan sekolah mu, apa
ada kesulitan?”
konseli : “tidak bu, saya tidak mengalami
kesulitan yang berarti. Hanya saja kadang kurang baik dalam memanajemen waktu
untuk kegiatan sehari-hari”
konselor : “hmmm. Begini mbak ... tahu tidak tujuan saya memanggil
saudara untuk datang ke ruangan saya?”
Konseli : “maaf bu saya tidak tahu,
memangnya ada sesuatu hal yang penting ibu memanggil saya kemari?”
Konselor : “iya, tujuan saya memanggil mbak...
ke ruangan saya berkaitan dengan tes yang beberapa waktu itu anda lakukan”.
Konseli : “oh iya bu saya ingat. Lalu
bagaimana hasil tes saya ?”
Konselor : “begini mbak, sebelum kita membahas
mengenai hasil tesmu, apakah kamu tahu arti dari kegiatan konseling?”
Konseli : “menurut saya konseling itu ya
kalo ada masalah terus kita ke guru BK mungkin kurang lebih seperti itu bu”.
Konselor : “ya, konseling adalah proses
pemberian bimbingan yang dilakukan antara konselor dan konseli (siswa) yang
bertujuan agar terjadinya kemandirian oleh konseli dalam melakukan keputusan
yang nanti akan konseli ambil”.
Konseli : “ oh jadi agar saya dapat mandiri
dalam memutuskan sesuatu ya bu, terus apa hubungannya dengan hasil tes yang di
lakukan kemarin?”
Konselor : ”jadi hubungannya begini, tes yang
mbak... lakukan kemarin bertujuan untuk mengetahui apa bakat dan minat anda hal
ini berkaitan dengan pemilihan jurusan yang sebentar lagi akan mbak... pilih. Dan disini saya berusaha
menfasilitasi dan membantu mbak... dalam
mengarahkan hasil tes tersebut agar sesuai dengan pilihan dan bakat serta minat
mbak ”
Konseli : “iya bu saya mulai mengerti”
Konselor : ”apa yang mbak... ketahui mengenai
bakat?”
Konseli : “menurut saya bakat itu suatu
potensi yang kita punya”.
Konselor : “menurut anda apa bakat mbak...?”
Konseli : “saya suka bermain musik bu,”
Konselor : “wah bagus sekali bakat mu. Jadi
begini dari hasil tes tersebut mbak... memiliki IQ lebih dari pp 95 itu
termasuk dalam golongan tinggi atau bisa disebut superior”.
Konseli : “kalau PP itu apa bu?”
Konselor : “PP itu persentil point mbak... Lalu
mbak... disini juga bisa dilihat bahwa dari hasil tes mbak... memiliki bakat
dalam hal verbal dengan pp 75 masuk dalam golongan kuat, relasi ruang dengan pp
90 juga masuk dalam golongan kuat, serta kecepatan dan ketelitian klerikal
dengan pp 70 masuk dalam golongan sedang”.
Konseli :” lalu bagaimana dengan hasil tes
minat saya bu?”
Konselor :” hasil tes minat tersebut mbak... minat
jabatannya dalam pribadi sosial termasuk kuat dengan pp 98, lalu bisnis juga
termasuk golongan kuat dengan pp 90 dan dalam bidang seni juga kuat dengan pp
80”.
Konseli : ” lalu jika di lihat dari bakat
dan minat saya, saya kira-kira dapat bekerja di bidang apa ya bu? ”
Konselor : ”menurut mbak... contoh pekerjaan
yang sesuai dengan hasil tes tersebut apa? ”
Konseli : ”kalo menurut saya seperti guru
atau pembisnis atau juga jadi seniman bu”.
Konselor : ”benar sekali, namun kembali lagi
ini hanya sekedar tes, tes ini bertujuan untuk mengukur bakat dan minat mbak...
saya, bukan untuk menentukan nantinya mbak... jadi apa”.
Konseli : ”iya bu saya mengerti”.
Konselor : ”nah ibu lanjutkan lagi ya. Hasil
tes ini berkaitan dengan acuan atau bahan pertimbangan untuk mbak.. dalam
menentukan jurusan apa yang nanti akan di pilih. Dari hasil tes tersebut jika
seluruhnya di hitung dapat dilihat bahwa mbak... dalam IPA mendapatkan skor (
43,75) ; (21,67), lalu jika dalam IPS mbak tyas mendapatkan nilai (56,25) ;
(94), dan dalam bahasa ( 65) ; (89). Nah apa yang mbak... dapat pahami dari
hasil tersebut”.
Konseli : ” saya belum terlalu paham bu,
tapi kalo boleh nebak dari hasil tersebut bagusan saya di IPS ya bu? ”
Konselor : ”dari ketiga hasil tersebut kita
lihat dulu angka-angka deretan pertama. Angka deretan pertama itu hasil dari
tes bakat anda dan yang deret kedua adalah minat. Dalam memilih jurusan sebaiknya
melihat hasil tes bakat terlebih dahulu mana yang paling besar lalu hasil
minatnya hanya melengkapi saja”.
Konseli : ”dari hasil tersebut sepertinya
bakat saya cenderung ke bahasa ya bu, di situ terlihat bahasa yang paling
tinggi kemudian IPS dan IPA. Lalu apa saya harus memilih jurusan bahasa bu? ”
Konselor : ”ini kan hanya sekedar tes kita
jadikan sebagai tambahan pertimbangan dalam mbak... memilih jurusan nanti. Jadi
tetap saja mbak... harus dapat memilih jurusan yang sesuai keinginan anda sendiri.
”
Konseli : ”baik bu saya mengerti. Terima
kasih bu atas informasinya”.
Konselor : ”sama-sama mbak... Setelah saya
memberikan informasi tersebut apa mbak... sudah memahami bagaimana cara memilih
jurusan nanti? ”
Konseli : ”iya bu saya sudah mengerti, saya
harus mempertimbangkan bakat dan minat saya di samping kainginan saya”.
Konselor : ”nah lalu apa yang mbak... rasakan
setelah mendapatkan informasi dari saya? ”
Konseli : ”saya merasa lebih percaya diri
untuk menentukan jurusan saya nanti bu”.
Konselor : ”lalu apa tindakan yang akan mbak...
lakukan setelah ini? ”
Konseli : ”saya akan berusaha memilih
jurusan sesuai dengan keinginan saya dan berusaha mempertimbangkan juga hasil
tes ini bu”.
Konselor : ”baik, jika mbak... sudah mengerti”,
sekarang silahkan barang kali mbak...mau kembali kekelas”.
Konseli : ”ya sudah bu saya mau ke kelas
lagi. Terima kasih atas infonya bu”.
Konselor : ”iya mbak sama-sama”.










0 komentar:
Posting Komentar