Pada
teori Ginzberg ada tiga fase, yaitu:
a. Fantasi
(khayalan < 11 tahun), berorientasi pada bermain untuk pemilihan karier. Contoh
: anak yang bermain dokter-dokteran sewaktu kecil, karena ia berkeinginan
menjadi dokter saat ia besar.
b. Tentatif
(mulai belajar lebih serius untuk mencapai keinginan atau cita-cita, 11-17
tahun), minat, kemampuan, nilai-nilai dan transisi. Mulai memfokoukan diri pada
bidang-bidang tertentu. Contoh: seseorang yang ingin menjadi dokter masuk dalam
jurusan IPA.
c. Realistik
(sudah memantapkan dan menentukan arah karier, 18-25 tahun). Eksplorasi,
pemantapan, penentuan, perkembangan nilai-nilai dan Integrasi dari tugas dan
minat. Sudah mulai mengaktualisasikan diri.
Dari teori Ginzberg,
jika individu tidak sesuai dengan proses
perkembangannya dapat terjadi penyimpangan. Contohnya pada masa realistik yang
terlambat. Individu cenderung lebih kekanak-kanakan.
Lingkungan kerja yang
dipilih cenderung ditentukan dari masa fantasi.
Nilai-nilai yang ad
dalam masyarakat menentukan pada fase realistik.
Perhatian dari konselor
dari sisi kognitif, fisik dan psikososial. Dari tiga masa tersebut saling
berkesinambungan.
Kelemahan teori
Ginzberg antara lain:
·
Tidak hanya terjadi sekali
·
Tidak mencakup semua masa perkembangan
Kelebihan teori Ginzberg antara lain:
·
Individu melewati tahapannya secara
berangsur-angsur
·
Tahapannya berkesinambungan
Menurut
Elizabeth B. Hurlock, perkembangan
sosial adalah kemampuan seseorang dalam bersikap atau tata cara perilakunya
dalam berinteraksi dengan unsur sosialisasi di masyarakat.
1. Pada
masa remaja, anak mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan.
Pergaulan sesama teman lawan jenis dirasakan sangat penting, tetapi cukup
sulit, karena di samping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja juga
terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.
2. Pada
masa remaja berkembang ”social cognition”, yaitu kemampuan untuk memahami orang
lain. Remaja memahami orang lain sebagi individu yang unik, baik menyangkut
sifat pribadi, minat, nilai-nilai, maupun perasaannya.
3. Menurut
“Erick Erison” Bahwa masa remaja terjadi masa krisis, masa pencarian jati diri.
Dia berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang didorong oleh sosiokultural.
Sedangkan menurut Freud, Kehidupan sosial remaja didorong oleh dan berorientasi
pada kepentingan seksual.
4. Pada
masa ini juga berkembang sikap ”conformity”, yaitu kecenderungan untuk menyerah
atau megikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang
lain (teman sebaya).
- Apabila kelompok
teman sebaya yang diikuti menampilkan sikap dan perilaku yang secara moral dan
agama dapat dipertanggungjawabkan maka kemungkinan besar remaja tersebut akan
menampilkan pribadinya yang baik.
- Sebaliknya, apabila
kelompoknya itu menampilkan sikap dan perilaku yang melecehkan nilai – nilai
moral maka sangat dimungkinkan remaja akan melakukan perilaku seperti
kelompoknya tersebut.
5. Kehidupan
sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional.
Remaja sering mengalami sikap hubungan sosial yang tertutup sehubungan dengan
masalah yang dialaminya.
6. Pergaulan
remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok – kelompok, baik kelompok besar
maupun kelompok kecil.










0 komentar:
Posting Komentar