aizah's World BIMBINGAN KONSELING KARIER ~ Dwi Laelatul Faizah

Kamis, 09 Januari 2014

BIMBINGAN KONSELING KARIER



Pada teori Ginzberg ada tiga fase, yaitu:
a.       Fantasi (khayalan < 11 tahun), berorientasi pada bermain untuk pemilihan karier. Contoh : anak yang bermain dokter-dokteran sewaktu kecil, karena ia berkeinginan menjadi dokter saat ia besar.
b.      Tentatif (mulai belajar lebih serius untuk mencapai keinginan atau cita-cita, 11-17 tahun), minat, kemampuan, nilai-nilai dan transisi. Mulai memfokoukan diri pada bidang-bidang tertentu. Contoh: seseorang yang ingin menjadi dokter masuk dalam jurusan IPA.
c.       Realistik (sudah memantapkan dan menentukan arah karier, 18-25 tahun). Eksplorasi, pemantapan, penentuan, perkembangan nilai-nilai dan Integrasi dari tugas dan minat. Sudah mulai mengaktualisasikan diri.

Dari teori Ginzberg, jika individu tidak sesuai dengan  proses perkembangannya dapat terjadi penyimpangan. Contohnya pada masa realistik yang terlambat. Individu cenderung lebih kekanak-kanakan.
Lingkungan kerja yang dipilih cenderung ditentukan dari masa fantasi.
Nilai-nilai yang ad dalam masyarakat menentukan pada fase realistik.
Perhatian dari konselor dari sisi kognitif, fisik dan psikososial. Dari tiga masa tersebut saling berkesinambungan.

Kelemahan teori Ginzberg antara lain:
·         Tidak hanya terjadi sekali
·         Tidak mencakup semua masa perkembangan
       Kelebihan teori Ginzberg antara lain:
·         Individu melewati tahapannya secara berangsur-angsur
·         Tahapannya berkesinambungan

Menurut Elizabeth  B. Hurlock, perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur sosialisasi di masyarakat.
1.      Pada masa remaja, anak mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan. Pergaulan sesama teman lawan jenis dirasakan sangat penting, tetapi cukup sulit, karena di samping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.
2.      Pada masa remaja berkembang ”social cognition”, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagi individu yang unik, baik menyangkut sifat pribadi, minat, nilai-nilai, maupun perasaannya.
3.      Menurut “Erick Erison” Bahwa masa remaja terjadi masa krisis, masa pencarian jati diri. Dia berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang didorong oleh sosiokultural. Sedangkan menurut Freud, Kehidupan sosial remaja didorong oleh dan berorientasi pada kepentingan seksual.
4.      Pada masa ini juga berkembang sikap ”conformity”, yaitu kecenderungan untuk menyerah atau megikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain (teman sebaya).
- Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti menampilkan sikap dan perilaku yang secara moral dan agama dapat dipertanggungjawabkan maka kemungkinan besar remaja tersebut akan menampilkan pribadinya yang baik.
- Sebaliknya, apabila kelompoknya itu menampilkan sikap dan perilaku yang melecehkan nilai – nilai moral maka sangat dimungkinkan remaja akan melakukan perilaku seperti kelompoknya tersebut.
5.      Kehidupan sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional. Remaja sering mengalami sikap hubungan sosial yang tertutup sehubungan dengan masalah yang dialaminya.
6.      Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok – kelompok, baik kelompok besar maupun kelompok kecil.

0 komentar:

Posting Komentar