aizah's World 2014 ~ Dwi Laelatul Faizah

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 09 Januari 2014

MATERI TIK



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Permasalahan
Dalam era informasi, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan waktu (Dryden & Voss, 1999). Berbeda dengan era agraris dan industri, kemajuan suatu bangsa dalam era informasi sangat tergantung pada kemampuan masyarakatnya dalam memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan produktifitas. Karakteristik masyarakat seperti ini dikenal dengan istilah masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Siapa yang menguasai pengetahuan maka ia akan mampu bersaing dalam era global.
Oleh karena itu, setiap negara berlomba untuk mengintegrasikan media, termasuk teknologi informasi dan komunikasi untuk semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegaranya untuk untuk membangun dan membudayakan masyarakat berbasis pengetahuan agar dapat bersaing dalam era global.
Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu (siswa), dilaksanakan melalui berbagai macam layanan. Layanan tersebut saat ini, pada saat jaman semakin berkembang, tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah tetap memberikan bimbingan dan konsling dengan cara-cara yang lebih menarik, interaktif, dan tidak terbatas tempat, tetapi juga tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan konseling.

B.     Rumusan Masalah
1. Pengertian teknologi informasi secara umum?
2.Fungsi dan peran TI dalam BK?
3. Manfaat TI dalam Bimbingan dan Konseling


C.     Tujuan dan Manfaat Pembahasan
Ø      Mengetahui apa yang dimaksud sistem teknologi informasi itu sendiri. Selain itu juga mengetahui apa sesungguhnya hakekat sistem informasi dalam BK dan mengetahui seberapa pentingnya sistem teknologi dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Ø      Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik mengenai TI dalam BK.
Ø      Untuk mengetahui pengaruh penggunaan TI dalam penanganan atau pengentasan masalah.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Teknologi Informasi           
1)      Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan pemrosesan tertentu (Haag dan Keen, 1996).
2)      Teknologi informasi tidak hanya sebatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi (Martin, 1999).
3)      Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video (Williams dan Sawyer, 2003).
Dari ketiga pengertian di atas, maka pengertian teknologi informasi dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh individu (brainware)

B.     Fungsi dan Peranan Teknologi Informasi dalam Bimbingan Konseling
1.      Fungsi Teknologi Informasi dalam Bimbingan Konseling
Teknologi informasi dalam bimbingan konseling memiliki beberapa fungsi, terutama komputer dan internet. Diantaranya:
1)      Mempermudah konselor dalam menyusun, mencari dan juga mengolah data.
2)      Menjaga kerahasiaan suatu data, karena dengan teknologi memungkinkan untuk menguncinya dan tidak sembarang orang dapat mengaksesnya.
3)      Membantu individu maupun kelompok untuk dapat berkomunikasi dengan lebih mudah dan relatif murah dalam pelaksanaan konseling.
4)      Memberikan kesempatan kepada individu untuk berkomunikasi lebih baik dengan menggunakan informasi yang mereka terima tanpa perlu bertemu secara fisik.
5)      Menjadikan teknologi informasi sebagai alat dalam suatu program kegiatan, sehingga kegiatan tersebut lebih teratur dan terstruktur.

2.      Peranan Teknologi Informasi dalam Bimbingan Konseling
Seperti kita ketahui bahwa saat ini bimbingan konseling belum dikatakan materi, sehingga tidak semua sekolah di Indonesia memberikan jam yang cukup untuk materi bimbingan konseing ini, karena berbagai alasan. Dengan demikian apakah dengan tidak tersedianya waktu yang cukup peran guru bimbingan konseling akan berhasil? Siapapun pasti akan menjawab tidak. Dengan argumen apapun jika waktu yang tersedia tidak cukup atau tidak sesuai seperti yang diharapkan, maka jangan harap apa yang disampaikan bisa mengenai sasarannya. Oleh karena itu peranan teknologi informasi bisa menjawab kekurangan waktu tersebut. Aplikasi teknologi informasi dalam bimbingan konseling adalah memberikan informasi kepada klien tentang apa yang dibutuhkannya. Selain itu, sarana yang diberikan oleh teknologi informasi itu sendiri,  memungkinkan antar pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok lainnya dapat bertukar pikiran. Teknologi informasi pun dapat meningkatkan kinerja dan memungnkinkan berbagai kegiatan untuk dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja konselor itu sendiri.
Sebagai salah satu profesi yang memberikan layanan sosial atau layanan kemanusiaan maka secara sadar atau tidak keberadaan profesi bimbingan konseling berhadapan dengan perubahan realitas baik yang menyangkut perubahan-perubahan pemikiran, persepsi, demikian juga nilai-nilai. Perubahan yang terus menerus terjadi dalam kehidupan, mendorong konselor perlu mengembangkan pemahaman, dan penerapannya dalam perilaku serta keinginan untuk belajar, dengan diikuti kemampuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhan yang serupa. Layanan Bimbingan dan Konseling menjadi sangat penting karena langsung berhubungan langsung dengan siswa. Hubungan ini tentunya akan semakin berkembang pada hubungan siswa dengan siswa lain, guru dan karyawan, orang tua / keluarga, dan teman-teman lain di rumah. Selanjutnya bagaimana pengaruhnya dengan pembelajarannya di sekolah, sosialisasi dengan teman, saudara baik di sekolah dan di rumah. Dan tentu saja dengan prestasinya di bidang akademik dan non akademik.
Dukungan layanan ini dapat diperoleh dari tersedianya data yang akurat yang sepertinya untuk saat ini sangat tepat apabila data tersebut didapatkan dari system komputasi. Agar bisa bertahan dan diterima oleh masyarakat, maka bimbingan dan konseling harus dapat disajikan dalam bentuk yang efisien dan efektif yatiu dengan menggunakan ICT atau dengan kata lain harus melibatkan teknologi informasi, khususnya teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling.
Penggunaan ICT dalam konseling mengarah pada pengembangan media konseling. Selain dapat dilakukan melalui tatap muka, konseling dapat dilakukan secara jarak jauh. Beberapa diantaranya sebagai berikut.
1. Konseling melalui telepon
2.  Konseling berbantuan komputer
3. Konseling melalui internet

Komputer merupakan salah satu media yang dapat dipergunakan oleh konselor dalam proses konseling. Penggunaan komputer (internet) dapat dipergunakan untuk membantu siswa dalam proses pilihan karir sampai pada tahap pengambilan keputusan pilihan karir. Hal ini sangat memungkinkan, karena dengan membuka internet, maka siswa akan dapat melihat banyak informasi atau data yang dibutuhkan untuk menentukan pilihan studi lanjut atau pilihan karirnya.
Manfaat penggunaan komputer (internet) adalah:
1.     Pemanfaatan internet untuk survei, mencari data, informasi atau dokumen     elektronik yang berharga..
2.      Pemakaian email .
3.      Proses konseling on-line

Fasilitas di internet dapat dapat dipergunakan untuk melakukan testing bagi siswa. Tentu saja hal ini harus didasari pada kebutuhan siswa. Penggunaan komputer di kelas sebagai media bimbingan dan konseling akan memiliki beberapa keuntungan:
1.     Akan meningkatkan kreativitas, meningkatkan keingintahuan dan memberikan variasi pengajaran, sehingga kelas akan menjadi lebih menarik.
2.      Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan bijaksana terhadap materi yang diberikan.
3.     Akan memunculkan respon yang positif terhadap penggunaan email.
4.   Tidak akan menimbulkan kebosanan.

Selain penggunaan internet seperti yang telah diuraikan di atas, dapat dipergunakan pula software seperti microsoft power point. Software ini dapat membantu konselor dalam menyambaikan bahan bimbingan secara lebih interaktif. Konselor dituntut untuk dapat menyajikan bahan layanan dengan mempergunakan imajinasinya agar bahan layanannya tidak membosankan.
dalam program power point. Melalui fasilitas ini, konselor dapat pula memasukkan gambar-gambar di luar fasilitas power point, sehingga sasaran yang akan dicapai menjadi lebih optimal.
Media E-learning, adalah metode belajar mengajar baru yang menggunakan media jaringan komputer dan Internet, tersampaikannya bahan ajar (konten) melalui media elektronik, otomatis bentuk bahan ajar juga dalam bentuk elektronik (digital), dan adanya sistem dan aplikasi elektronik yang mendukung proses belajar mengajar.


D.     KELEBIHAN TI DALAM BK
         Pembelajaran dari mana dan kapan saja .
         Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru .
         Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas.
         Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi.

E.     KELEMAHAN TI DALAM BK.
1.      Konselor tidak dapat memastikan bahwa kliennya benar-benar seruis atau tidak.
2.      Informasi yang diterima dan diberitakan sangat terbatas, komunikasi satu arah.
3.       Kegiatan konseling melalui teknologi informasi dapat menimbulkan jarak baik secara fisik maupun psikis diantara konselor dan  klien.
4.      Belum terdapat data-data, fakta atau informasi yang objektif dari klien, sehingga pemecahan masalah kurang jelas.
5.      Media yang digunakan kurang sesuai dengan apa yang dibutuhkan kliennya.
6.      Siswanya kurang menggunakan media yang disediakan kebanyakan langsung bertemu atau tatap muka.











BAB III
PENUTUP

A.     Simpulan
Sistem teknologi informasi saat ini telah berkembang dengan sangat pesat sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan manusia yang semakin meningkat. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi tersebut, manusia dengan mudah dapat mengakses informasi dari belahan dunia manapun dengan sangat cepat sehingga kebutuhan manusiapun menjadi semakin cepat terpenuhi.
Kemajuan teknologi informasi tersebut juga sangat bermanfaat dalam bidang pendidikan. Bimbingan dan konseling sebagai salah satu aspek dalam pendidikan juga merasakan manfaat dari kemajuan teknologi informasi tersebut. Aplikasi yang sangat nyata adalah proses layanan bimbingan dan konseling sudah tidak harus dengan bertatap muka, melainkan bisa dengan menggunakan media informasi baik itu telepon maupun internet. tetapi semua itu bukan tanpa masalah. Banyak sekali hambatan yang menjadi duri bagi kemajuan dunia bimbingan dan konseling. Salah satunya adalah sumber daya manusianya yang belum bisa memanfaatkan dengan baik kemajuan teknologi informasi tersebut sehingga perlu sosialisasi kepada konselor maupun kepada konseli agar kedua belah pihak bisa sama-sama memanfaatkan media teknologi informasi yang sudah maju.

B.     Saran
Kemajuan teknologi informasi tidak selamanya berdampak baik bagi individu. Dalam proses bimbingan dan konseling masih banyak yang belum mengetahui pemanfaatan media teknologi informasi untuk menunjang layanan bimbingan dan konseling. Konselor sekolah tidak semuanya mengerti atau paham tentang pengguanaan internet. Padahal internet merupakan media yang sangat efektif dalam proses layanan bimbingan dan konseling. Untuk itu, perlu adanya suatu sosialisasi untuk meningkatkan kinerja konselor di sekolah dalam hal memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar nantinya bidang bimbingan dan konseling tidak lagi menjadi bidang layanan yang membosankan dan menjenuhkan. Tidak hanya konselor yang perlu diberikan sosialisasi. Para konseli yang dalam hal ini adalah siswa juga perku diberikan suatu sosialisasi agar kemajuan teknologi informasi tersebut bisa dimanfaatkan sesuai apa yang diharapkan. Dengan kata lain, teknologi informasi tersebut tidak disalahgunakan untuk hal yang negatif.
Jika konselor dan konseli sudah paham akan manfaat dan pentingnya teknologi informasi dalam menunjang proses layanan bimbingan dan konseling, maka ke depannya bimbingan dan konseling akan menjadi suatu bidang pendidikan yang inovatif dan efisien berkat kemajuan teknologi informasi.

Galeri









MEDIA PPT

KOMUNITAS NEGATIF DAN POSITIF



Tipe Komunitas
Lokal ini adalah konsep tradisional komunitas. Ini termasuk blok kota, lingkungan tempat tinggal(tetangga), kota kecil, wilayah kota tempat tinggal, dan wilayah satu desa. Hubungan dengan orang lain ada diantara komunitas pengikut, hal ini berdasar pada kedekatan bukan pilihan kebutuhan yang sama.pada komunitas tipe ini kesetiaan terhadap tempat/ daerah yang ia tempati  sangat kuat, dan seseorang sering mengidentifikasi dirinya oleh menunjuk pada lingkungan lokal. Teman dan juga tetangga adalah tipe komunitaslokal.
Komunitas Hubungan (Relational Community)
Komunitas yang mana didalamnya ada hubungan yang dapat didefinisikan dengan hubungan dengan orang lain dan rasa dari komunitas tapi ini tidak dibatasi oleh wilayah geografis. Grup diskusi di internet contoh dari komunitas yang dilengkapi dengan kontak tatap muka, perbatasa geografi sangat tidak ada relevan, dan tidak mengganggu. Diantara grup penyelamat ada hubungan komunitas tidak membutuhkan  ikatan lokal/ tempat tinggal. Klub pelajar dan organisasi seperti kampus, komunitas kerohanian, partai politik, assoasiasi profesi, dan asosiasi relawan yang biasanya tidak terikat oleh ikatan lokal dan memberi definisi mempertahankan atau sendiri oleh ikatan hubungan mereka.
Tingkatan Komunitas
Komunitas yang ada disekitar kita sangat beragam,  dan dari beragam komunitas itu terdiri dari tingkatan-tingkatan komunitas. Tingkatan-tingkatan komunitas itu adalah: mikrosistem, organisasi, lokal, dan  makrosistem.
Contoh mikro system seperti anggota kelas, grup bersama, organisasi contohnya lingkungan pekerjaan, organisasi kerohanian, atau organisasi advokasi, lokal seperti blok kota, lingkungan tetangga unit yang lebih luas seperti kota, dan satu wilayah pedesaan. Makrosistem contohnya seperti : komunitas bisnis, dan komunitas agama.

Mediasi struktur beberapa kelompok dan organisasi menghubungkan individu dengan organisasi yang lebih besar, wilayah, atau masyarakat. Bergabung dengan mereka memberikan rasa komunitas kepada individu dan juga memudahkan cara praktis untuk berpartisipasi dalam komunitas yang lebih besar atau masyarakat. Dengan demikian, masyarakat menengah yang disebut mediasi struktur (berger dan Neuhaus, 1977). Misalnya,organisasi kerohanian , klub sipil, dan lingkungan asosiasi di wilayah yang semua menawarkan cara untuk terlibat dalam masyarakat dan dapat memberikan suara kolektif kepada anggota mereka pandangan tentang isu-isu masyarakat. Dengan demikian, mereka menengahi antara individu dan masyarakat luas di universitas yang terlalu besar bagi setiap siswa untuk merasa jauh keterlibatan pribadi dengan keseluruhan, klub mahasiswa, tim atletik, organisasi asrama, goverments siswa atau kelompok lain memberikan jalur keterlibatan individu dan berbagi masyarakat. Mereka juga sedang mediasi structuree. Struktur kekuasaan kelompok, dibahas sebelumnya sebagai jenis komunitas relasional, juga sedang mediasi struktur.

Rasa komunitas: Model Mcmillan-Chavis
Rasa Komunitas didefinisikan sebagai Persepsi kesamaan dengan orang lain, saling ketergantungan untuk diakui oleh orang lain, keinginan untuk saling  menjaga satu sama lain memberikan atau melakukan sesuatu hal  untuk orang lain sesuai apa yang diharapkan, perasaan bahwa satu bagian dari struktur diandalkan dan stabil lebih besar. (hal. 157).
Rasa Komunitas itu terdiri dari empat elemen dimana elemen-elemen ini dapat diterapkan untuk daerah dan masyarakat relasional, pada tingkat Microsystem, organisasi, dan lokalitas. deskripsi elemen ini menurut  McMillan dan Chavis (1986) dan McMillan (1996; lihat tabel 7.3) terdiri dari:

1.      Keanggotaan
            Seseorang menjadi bagian dari komunitas di masyarakat.  Didalam keanggotaan ini terdiri dari  lima atribut. atribut pertama  mengacu pada perlunya batas wilayah-wilayah tertentu, atau kualitas yang memenuhi criteria. untuk wilayah: ini melibatkan batas-batas geografis, karena komunitas relasional, juga melibatkan kesamaan kepentingan atau kepribadian. untuk sebuah organisasi, dalam menentukan batas didasarkan  pada berbagai tujuan. batas mungkin jelas atau samar-samar ditandai, dan mereka mungkin kaku atau permeabel. mereka diperlukan bagi masyarakat untuk menentukan dirinya sendiri dan untuk menawarkan kualitas lain dari masyarakat kepada anggotanya (DW McMillan & Chavis, 1986).
sistem simbol umum adalah atribut terkait keanggotaan. bantuan simbol umum menentukan batas-batas keanggotaan serta memperkuat rasa integrasi antara anggota. Dalam sebuah komunitas dengan batas-batas yang jelas, anggota mengalami keselamatan emosional. ekologis, ini bisa berarti rasa aman dari kejahatan di lingkungan. relasional, itu bisa berarti tempat yang aman untuk membuat teman-teman. dalam struktur kekuatan kolektif maknanya mungkin melibatkan nilai-nilai bersama. DW McMillan (1996) menekankan bagaimana keselamatan emosional melibatkan keterbukaan diri dan penerimaan kelompok, ini tampaknya terutama karakteristik masyarakat relasional.
Seorang anggota yang merasa aman cenderung membuat investmen pribadi dalam masyarakat. DW McMillan (1996) mengacu pada kedua sebagai "membayar" iuran ", meskipun sering tidak moneter. Investasi menunjukkan komitmen jangka panjang untuk sebuah komunitas, seperti kepemilikan rumah di lingkungan, keanggotaan dalam kongregasi religius, atau pengabdian waktu untuk sebuah organisasi amal. Hal ini juga dapat melibatkan mengambil risiko emosional untuk grup. Tindakan ini tidak hanya berfungsi sebagai simbol komitmen, tetapi juga menghasilkan keterlibatan tambahan (DW McMillan dan Chavis, 1986).
Ini bertindak memperdalam rasa anggota ini milik dan identifikasi dengan masyarakat. Individu diterima oleh anggota masyarakat lainnya, dan mendefinisikan identitas pribadi sebagian dalam hal keanggotaan dalam masyarakat. Individu dapat mengidentifikasi dengan yang merupakan penduduk lingkungan, pemeluk agama, anggota profesi atau perdagangan, mahasiswa universitas, atau anggota dari sebuah kelompok etnis. Kelima atribut keanggotaan memperkuat rasa masyarakat atau ikatan antara anggota individu dan kelompok secara keseluruhan.
2.      Mempengaruhi
Elemen kedua mengacu pada kekuatan yang lebih ketat atas anggota kelompok dan kekuatan timbal balik pada dinamika kelompok anggotanya. Sebuah penelitian tentang kohesivitas kelompok dalam psikologi sosial menarik kesimpulan tentang kegiatan yang anggotanya saling mempengaruhi satu sama lain dalam kelompok. Anggota lebih tertarik ke kelompok dimana mereka merasa berpengaruh. Para anggota yang paling berpengaruh dalam kelompok adalah mereka yang mempunyai nilai penting di dalam kelompok itu. Mereka yang berusaha untuk mendominasi atau latihan kekuatan untuk kuat terkadang bisa terisolasi. Selain itu, lebih kohesif kelompok, semakin besar tekanan untuk mendapatkan sebuah kenyamanan. Namun, ini berakar pada komitmen bersama dari masing-masing individu dalam kelompok, bukan hanya untuk keuntungan individu.
Dengan demikian, pengaruh individu yang lebih luas kelompok atau komunitas, dan masyarakat yang mempengaruhi pandangan dan tindakan seseorang, membentuk umpan balik. Anggota yang berbagi rasa yang kuat dari masyarakat baik mempengaruhi orang lain dan dipengaruhi oleh mereka. Pada tingkat yang lebih umum, organisasi dalam masyarakat memberikan pengaruh pada seluruh masyarakat, dan pada gilirannya dipengaruhi oleh itu (DW McMillan dan Chavis, 1986).

3.      Integrasi merupakan pemenuhan kebutuhan
Definisi menurut DW McMillan dan Chavis ( 1986) mengacu pada dua konsep yang terkait . Pertama dalam gagasan nilai-nilai bersama . Ini melampaui tanda-tanda batas dan simbol masyarakat , melainkan mengacu pada cita-cita bersama yang lebih dalam yang dapat diupayakan melalui keterlibatan masyarakat. Iman dan layanan dapat berbagi nilai-nilai dalam sebuah komunitas agama, sambil meningkatkan kualitas pendidikan dapat menjadi nilai bersama sekelompok orang tua sekolah .
Konsep kedua yaitu mengenai kebutuhan dan bertukar sumber daya antar anggota masyarakat . DW McMillan ( 1996) menyebut ini sebagai " ekonomi kerakyatan" individu berpartisipasi dalam komunitas, sebagian karena kebutuhan masing-masing terpenuhi, kebutuhan ini mungkin kebutuhan fisik atau kebutuhan psikososial.

4.      Hubungan emosional Bersama
DW McMillan dan Chavis ( 1986) menganggap ini sebagai "unsur definitif untuk komunitas sejati ". Ini melibatkan "ikatan spiritual " : belum tentu keagamaaan - transenden, dan tidak mudah didefinisikan . Namun dikenali kepada mereka yang berbagi .
Proses sosial yang muncul untuk meningkatkan hubungan emosional bersama meliputi kontak positif antara anggota, berbagi pengalaman penting, investasi oleh anggota masyarakat, dan menghormati anggota kelompok. DW McMillan ( 1996) menambahkan gagasan momen dramatis bersama yang membentuk dasar dari elemen ini. Rappaport (1993-1995) dan Berkowitz ( 1996) juga menekankan pentingnya perayaan bersama dan ritual yang melibatkan narasi atau cerita masyarakat, ini memperkuat hubungan antar anggota .

Ringkasan elemen
Keempat unsur yang ada dalam hubungan timbal balik, tidak satupun elemennya adalah akar dari penyebab yang lain, dan semua saling memperkuat. DW McMillan dan Chavis (1986) berpendapat bahwa rasa masyarakat adalah kekuatan yang kuat, meningkatkan kualitas individu hidup. Namun, kekuatannya tidak selalu untuk kebaikan, rasa komunitas dapat menjadi kuat dalam masyarakat bahwa juga bisa mengkambinghitamkan dan mengorbankan orang luar, atau di komunitas istimewa yang bertindak untuk melarang orang luar dan menyangkal masalah kemiskinan dan ketidakadilan. McMillan dan Chavis menyimpulkan bahwa tantangan bagi masyarakat adalah untuk membangun masyarakat berdasarkan "iman, harapan, dan toleransi" dan tahta asuh "pengertian dan kerjasama". Yang paling adalah pemahaman tentang dinamika rasa komunitas.
Bagaimana rasa komunitas dinyatakan dalam pengaturan kehidupan nyata? Kita sekarang beralih ke analisis rinci rasa komunitas yang melibatkan tiga contoh: kelompok swadaya, agama, dan komunitas spiritual, dan lingkungan. Contoh-contoh ini melibatkan Microsystems, organisasi, dan daerah, dalam konteks keyakinan dan praktik budaya.

Rasa Komunitas Dalam Kelompok Bantuan Mandiri
Bantuan mandiri atau bantuan kelompok merupakan salah satu contoh pentingnya rasa kebersamaan dalam masyarakat kepada individu. Sebuah definisi umum kelompok tersebut adalah "asosiasi sukarela orang yang berbagi beberapa statusnya yang mengakibatkan kesulitan dengan yang kelompok mencoba untuk menangani.
Istilah swadaya dan saling membantu mengacu pada dua proses terkait yang terjadi dalam kelompok tersebut. Saling membantu menunjukkan pertukaran bantuan antara rekan-rekan dalam kelompok, masing-masing dan memberikan dan menerima bantuan. Swadaya mengacu pada individu mempunyai tanggung jawab pribadi untuk pemulihan mereka atau mengatasinya, biasanya dengan bantuan kelompok, tetapi dengan perawatan profesional. Untuk kesederhanaan, dan menghormati bahasa yang paling sering digunakan oleh anggota kelompok, kita menggunakan istilah yang terakhir.
Apakah Keistimewaan dari Bantuan pada kelompok?
Kelompok swadaya memiliki empat ciri khas
1.      Keprihatinan fokus masalah, krisis kehidupan, atau masalah yang mempengaruhi semua anggota
2.      hubungan antara anggota, tidak ada kesamaan, hubungan klien profesional
3.      Saling membantu, sehingga setiap anggota akan menerima dan memberikan bantuan
4.      Penekanan pada pengetahuan pengalaman daripada keahlian profesional.
            Swadaya didasarkan pada hubungan sesama. Ini melibatkan pertukaran bantuan antar individu, daripada layanan profesional disediakan untuk biaya. Hal ini terjadi antara rekan-rekan, yang masing-masing terkadang memberikan bantuan dan kadang-kadang menerima itu. Itu membantu memiliki bentuk yang berbeda darihubungan profesional dan klien. Hal ini dapat dipahami dalam hal prinsip terapi membantu. Unsur khas akhir swadaya adalah jenis pengetahuan yang paling dihormati dan digunakan untuk membantu. Pengetahuan pengalaman didasarkan pada pengalaman pribadi anggota kelompok yang telah berupaya dengan perhatian yang intens selama bertahun-tahun. seperti praktek "orang dalam" pengetahuan dibagi dalam pertemuan kelompok self-help. Keahlian profesional adalah pemahaman intelektual dari masalah inti, yang berharga dalam banyak konteks, tapi profesional biasanya tidak memiliki langsung, setiap hari, pengalaman pribadi dengan masalah fokus.
Dalam sebuah studi empiris dari berbagai kelompok masyarakat, Schubert dan Borkman membedakan antara kelompok yang sepenuhnya mengandalkan swadaya dengan kelompok dukungan dengan beberapa keterlibatan profesional. Dua belas kelompok langkah, yang pecandu alkohol anonim adalah yang paling terkenal, mewujudkan semua ciri khas dari swadaya. Schubert dan borkman mengidentifikasi kelompok konseling sebaya di sekolah tinggi, dan mencapai pemulihan, wanita kelompok dengan kanker payudara, sebagai kelompok pendukung yang melibatkan pelatihan yang signifikan dan pengawasan oleh para profesional sementara juga menggunakan beberapa unsur saling membantu. Perawatan profesional dan swadaya mungkin paling dipahami sebagai bentuk yang berbeda untuk membantu dan saling melengkapi satu sama lain.

Apakah Benar-benar Terjadi Bantuan Mandiri di Grup?
GROW adalah organisasi swadaya terutama untuk orang-orang dengan penyakit mental yang serius. Ini dimulai di Australia ketika anggota pertemuan anonim pecandu alkohol. Ini memiliki banyak kesamaan dengan pecandu alkohol anonim. GROW telah menjadi sebuah organisasi internasional, aktif di Australia, Selandia Baru, Irlandia, Great Britanian, Kanada dan Amerika Serikat.
Kelompok anggota GROW bertemu setiap minggu. Seperti dijelaskan oleh Robertd dan yang lainnya (1991). Rapat dibuka dan ditutup dengan doa dan janji. Tujuan GROW adalah pembinaan peduli dan berbagi di antara anggota masyarakat. literatur dan prakteknya menekankan saling ketergantungan dan rasa komunitas di antara anggota. Praktek seperti kontak antara pasangan anggota kelompok di luar rapat, mendorong persahabatan antar anggota, dan penyediaan wahana dan lainnya, membangun sistem pendukung berbasis sebaya antara anggota ini mewujudkan saling membantu.
Di lingkungan komunitas, GROW mendorong anggota untuk memikul tanggung jawab mereka sendiri, mengatasi dan pengembangan pribadi. Pendekatannya menekankan kekuatan anggota dan pertumbuhan.
Bantuan Mandiri: Bantuan Yang Cukup Untuk Pengobatan Alternatif Atau Hanya Bentuk Komunitas?
Evaluasi empiris dari program GROW telah mendokumentasikan kinerjanya dalam membantu anggota yang membuat perubahan dalam hidup mereka. Undangan mingguan untuk pertemuan GROW telah mengalami perubahan yang lebih positif dalam psikologis, interpersonal, dan adaptasi bagi masyarakat.
Kelompok bantuan mandiri tidak untuk semua orang. Tingkat putus sekolah yang signifikan dan membantu diri sendiri saja mungkin tidak cukup untuk beberapa masalah yang rumit. Tidak semua orang memandang keanggotaan sebagai keuntungan. Selain itu, beberapa kelompok swadaya yang mendasari beberapa masalah pribadi. Namun mereka jelas sangat membantu bagi banyak orang dalam mengatasi atau menghadapi masalah dalam hidup.
Saling membantu dan berbagi diri mempunyai empat unsur rasa komunitas. Berbatas Keanggotaan, elemen pertama, didefinisikan dengan keprihatinan fokus. Swadaya juga melibatkan pengaruh timbal balik, sebagai elemen kedua. Sebagai pendatang baru menghadiri pertemuan lagi, mereka disosialisasikan inti perilaku menolongi. GROW mengejar strategi organisasi untuk menciptakan pengaturan berpenduduk jarang. Pengaturan untuk yang sedikit penduduknya yang memiliki sejumlah peran dalam rangka untuk pengaturan untuk bertahan hidup. Selama mereka tidak kelebihan beban, sehingga anggota bisa mengembangkan keterampilan dan identitas mereka dengan cara yang positif. GROW, sepaham dengan teori Barkerys, yang mengembangkan pendekatan organisasi yang kuat untuk mendorong partisipasi anggota dalam berbagai peran, seperti mengatur pertemuan kelompok, diskusi kelompok, dan merekam anggota kelompok evaluasi setiap pertemuan. GROW juga mendorong pembentukan sebuah pertemuan baru ketika sebuah pertemuan berkembang, ini menciptakan anggota peran baru. Metode ini mengembangkan kepemimpinan yang mempromosikan pengaruh individu dan mendesentralisasi kekuasaan dalam kelompok.
Rappaport menggambarkan pentingnya acara komunitas bersama dan narasi bersama atau cerita untuk mempertahankan anggota hubungan spiritual emosional. Ritual ini juga memfasilitasi anggota transformasi pribadi dalam kelompok tumbuh dan mirip sistem kepercayaan, ritual, dan kelompok discussionof kelompok bantuan diri memberikan narasi bersama. Sebagai anggota terlibat dalam dan berkomitmen untuk kelompok, mereka menafsirkan kisah hidup mereka sendiri dan identitas dalam hal mirip dengan kelompok narasi.
Agama, Kerohanian, Dan Masyarakat
Agama dan kerohanian, dan masyarakat juga merupakan kekuatan penting dalam kehidupan masyarakat. Praktek kerohanian dan keyakinan agama dapat menyediakan sumber daya penting bagi pribadi untuk mengatasi stres.  Lembaga  Keagamaan dan bentuk lainnya dari komunitas rohani yang juga memberikan makna dalam kehidupan individu, terdiri dari bentuk penting masyarakat dalam diri mereka, dan memberikan sumbangan sumber daya yang penting bagi masyarakat. Namun, lembaga keagamaan juga memiliki efek negatif pada individu dan masyarakat.
Perbedaan antara agama sebagai seperangkat keyakinan dan praktik yang berhubungan dengan lembaga keagamaan tertentu, dan kerohanian sebagai hal yang lebih luas dari keyakinan yang berhubungan dengan kesadaran pribadi dari kekuasaan terpenting, tidak selalu berhubungan dengan lembaga keagamaan. Di Amerika Serikat, lebih dari 90 % sumber percaya pada Tuhan, tapi banyak dari mereka tidak mengasosiasikan dirinya dengan lembaga-lembaga keagamaan. Selanjutnya, kerohanian menyangkut kesadaran daya yang lebih tinggi atau penting di alam semesta, dan rasa persatuan lain dan dengan alam dalam kaitannya dengan kekuatan itu, tetapi belum tentu keyakinan itu percaya pada Tuhan. pandangan kerohanian agama dan lebih umum berbagi penekanan pada relasionalitas, termasuk hubungan antar manusia dan dengan makhluk yang penting atau kekuasaan. Penekanan pada relasionalitas cocok dengan penekanan psikologi masyarakat pada pikiran masyarakat.

Bagaimana Apakah Agama dan Kerohanian Terlibat dalam Kehidupan Masyarakat ?
Banyak kelompok agama dan kerohanian dapat digambarkan dalam hal empat unsur pikiran komunitas. Mereka memberikan pikiran keanggotaan melalui ritual umum dan simbol, termasuk upacara peralihan untuk keanggotaan. Ritual ini juga mendorong identifikasi terhadap masyarakat, seperti halnya pendidikan. Keamanan emosi yang disediakan melalui kelompok kecil dan berbagi satu-per-satu. Pembentukan identitas religius dapat menjadi identitas sosial yang penting, didorong oleh konteks agama yang berlipat-lipat.
Komunitas-komunitas keagamaan juga mendorong saling mempengaruhi dan mengintegrasikan dalam pemenuhan kebutuhan individu antar anggota. Norma dan bentuk agama saling mendukung untuk memberikan panduan perilaku yang dapat adaptif. Setidaknya dalam pengaturan kecil, pengambilan keputusan bersama dapat terjadi. Anggota komunitas dapat membantu memenuhi kebutuhan antar individu, kebutuhan ekonomi, psikologis, dan kerohanian satu sama lain. Komunitas-komunitas keagamaan dan kerohanian juga dapat memberikan kesempatan yang banyak untuk partisipasi anggota, terutama jika pengaturan perilaku mereka membina ikatan emosional dan kerohanian berdasarkan berbagi sejarah dan pengalaman kerohanian dan ritual umum. Ikatan tersebut yang terpenting dalam kerohanian serta komunitas manusia.
Agama dan kerohanian melayani empat fungsi penting masyarakat dalam budaya Barat. Pertama, mereka memenuhi kebutuhan manusia penting untuk memaknai dan memahami. Manusia "mencari makna" dalam kehidupan sehari-hari, dan agama dan kerohanian menyediakan berbagai bentuk arti. Selain itu, agama dan kerohanian memberikan hiburan dalam menghadapi keadaan tak terkendali dan cara aktif dengan mengahdapi yang terkendali.
Kedua, seperti yang telah kita dijelaskan, agama dan kerohanian juga memenuhi kebutuhan primer bagi masyarakat dan pemilik. Bentuk-bentuk pembangunan masyarakat sangat beragam , berdasarkan pada keyakinan, praktek, misi, dan struktur organisasi dari kongregasi agama. Mereka sering dipupuk oleh kelompok-kelompok kecil, seperti kelompok untuk berdoa atau praktek spritual lainnya, kelas pendidikan agama, dan bahkan komite jemaat.
Komunitas rohani dan agama melayani dua fungsi lebih lanjut. Mereka bertindak sebagai penyeimbang terhadap nilai-nilai dan kekuatan individualisme dalam masyarakat luas, melalui kepedulian untuk kepentingan publik, untuk kehilangan haknya, dan altruisme individu. Akhirnya, beberapa dari mereka juga memberikan makna, masyarakat , dan layanan khusus untuk anggota tertindas, populasi kehilangan haknya.
Pikiran Dari Masyarakat Dalam Suatu Tempat Dan Sekitarnya
Bagi banyak orang, sumber penting pikiran masyarakat adalah lingkungan. pengertian yang tepat dari lingkungan agak sulit, lebih besar daripada sebuah blok perkotaan di satu sisi, dan lebih kecil dari sebuah kota atau kota lain, namun memiliki batas-batas dengan dua konsep.
Apakah lingkungan benar-benar penting bagi kehidupan individu ? sebuah temuan studi terbaru oleh Pretty dan kawan-kawan. Dalam studi mereka tentang remaja Canada, pandangan pikiran komunitas di sekolah lingkungan yang lebih kuat berkorelasi dengan kesejahteraan psikologis dan kesendirian ( korelasi negatif ) dibandingkan dukungan sosial yang diterima dari teman dan keluarga. Dalam wawancara untuk studi ini, sumber remaja yang stres pentingnya memperoleh bantuan jika mereka membutuhkannya di lingkungan, bahkan membentuk orang-orang yang mereka tidak kenal. Sebuah pikiran komunitas di lingkungan atau sekolah tampaknya memberikan kesan yang aman bagi kehidupan remaja.
Pertimbangan  studi lain menunjukkan pentingnya lingkungan pada masa remaja, dengan contoh yang sangat berbeda dan fokus. Gonzales, Cause, Friedman, dan Mason (1996 ) berpendapat bahwa risiko lingkungan adalah peramal kuat dari nilai daripada karakteristik keluarga seperti pendidikan orangtua, pendapatan keluarga, anggota orang tua yang tinggal di rumah, dan material gaya pengasuhan. Kualitas hidup lingkungan membuat perbedaan dalam kehidupan remaja ini juga.

Jenis Lingkungan
Terdapat enam tipe lingkungan (Warren dan Warren) yaitu:
1.      integral
Rasa tinggi terhadap lingkungan, interaksi intenal, dan hubungan eksternal.
Lingkungan ini aktif dan terlibat, secara internal, banyak organisasi lingkungan sipil , keagamaan , pendidikan atau lainnya ada. Secara eksternal ini terkait dengan sumber daya di lingkungan lain dan komunitas yang lebih besar . warga berbagi ikatan sosial dan indera identitas menjadi bagian integral dari kota. ketika masalah terjadi , warga memobilisasi dan mengambil tindakan , dengan lingkungan internal maupun sumber daya eksternal , atau keduanya .
2.      terbatas
Rasa tinggi terhadap lingkungan, interaksi intenal yang tinggi, dan hubungan eksternal yang rendah.
Lingkungan ini picik, dengan rasa yang kuat dari nilai-nilai identitas dan bersama, sering berdasarkan warisan etnis dan agama (tapi paroki tidak berarti religius di sini) . Ada juga arti bahwa lingkungan ini berbeda dari komunitas yang lebih luas. Lingkungan ini juga berisikan anggota yang budayanya homogen, kelas sosial, agama atau usia. Secara internal, organisasi lingkungan ada yang penting dalam kehidupan warga, tapi ini tidak ada penegakan norma-norma sosial yang berlaku dan nilai-nilai.
3.      membaur
Tingginya rasa identitas kawasan , interaksi internal yang rendah , hubungan eksternal rendah.
Daerah ini biasanya homogen dalam penampilan fisik (misalnya subdivisi, pinggiran kota dengan rumah serupa , atau perumahan sewa atau publik dengan apartemen yang serupa). lingkungan ini biasanya juga homogen dalam tingkat pendapatan, penduduk seringkali sama dalam pandangan dan seperti lingkungan . namun ada beberapa organisasi lingkungan, ada sedikit pengakuan mengenai berapa banyak nilai-nilai dan keprihatinan bersama oleh warga lain dan hubungan kecil dengan masyarakat yang lebih luas yang terorganisir. sebagian besar teman-teman warga luar lingkungan, ada sedikit interaksi dengan tetangga .
4.      batu loncatan
Rasa rendah terhadap identitas lingkungan, hubungan internal yang tinggi , hubungan eksternal yang tinggi.
Perputaran yang tinggi terjadi di antara penduduk, namun organisasi lingkungan aktif. Namun, warga yang aktif sebagian besar karena komitmen karir mereka atau kepentingan langsung, bukan untuk komitmen jangka panjang untuk lingkungan. Warga seringkali profesional dengan hubungan eksternal ke masyarakat luas melalui pekerjaan mereka. Mereka membawa sumber daya ini untuk organisasi lokal, namun segera bergerak dan organisasi harus merekrut pemimpin baru, organisasi lingkungan dengan cepat menyambut warga baru dan membuat mereka terlibat, namun warga jarang mengidentifikasi diri yang kuat dengan lingkungan .
5.      sementara
Rasa rendah terhadap identitas lingkungan, interaksi internal yang rendah , hubungan eksternal yang tinggi .
Omset tinggi terjadi di antara penduduk, beberapa organisasi lingkungan yang ada, dan ada sedikit interaksi antar tetangga. Geng penduduk mungkin ada, tetapi ini tidak terkait satu sama lain atau komunitas yang lebih besar. ada sedikit rasa memiliki  lingkungan atau nilai-nilai atau keprihatinan bersama. penduduk baru tidak menyambut atau terintegrasi dengan baik ke lingkungan. banyak warga terkait lebih kuat untuk bekerja atau komunitas yang lebih besar daripada lingkungan dan akan mencari bantuan di luar lingkungan ketika diperlukan .

6.      anomi
Rasa rendah terhadap  identitas lingkungan , interaksi internal yang rendah , hubungan eksternal rendah
Beberapa ikatan sosial ada di antara tetangga , beberapa warga mengenal tetangga dari bukan penduduk , dan kecurigaan sering terjadi . Beberapa organisasi lingkungan yang ada , dan ada sedikit rasa nilai-nilai atau keprihatinan bersama . Warga sering  tidak menyukai lingkungan atau tidak menganggapnya sebagai lingkungan , bahkan jika mereka ingin rumah / apartemen mereka sendiri . Warga sering individualistis dan pribadi, namun lingkungan yang rentan terhadap kekuatan eksternal dan penduduk memiliki sedikit bantuan lingkungan dalam menghadapi tantangan tersebut. Jenis lingkungan ini akan terjadi di antara penduduk pada setiap tingkat pendapatan .
Rasa Dari Komunitas: Kontribusi Dan Batasannya
Apakah itu komunitas?
rasa komunitas telah digunakan baik sebagai tema metafora, dan sebagai konstruk hipotesis yang spesifik untuk pengukuran. seperti yang kita catat di awal bab ini, (1974) menggunakan Sarason tentang beberapa referen untuk providde istilah tema overaching. ia beragam mendefinisikan arti psikologis masyarakat untuk merujuk ke jaringan interpersonal dukungan, ke sebuah wilayah dengan seperangkat institusions masyarakat dan sejarah yang khas, dan keluarga, geng jalanan, dan bahkan organisasi nasional (SB Sarasons, 1974).
Keragaman Dan Konflik Dalam Masyarakat
Masing-masing dari kita merupakan anggota banyak komunitas . Kadang-kadang, bagaimanapun, beberapa konflik masyarakat mereka dengan cara-cara penting. Banyak masyarakat tidak hanya mengelompokkan individu , tetapi juga pengelompokan beberapa kelompok kecil. Tanggapan masyarakat terhadap konflik yang dapat konstruktif atau destruktif . Mengabaikan konflik atau pentingnya atau beberapa komunitas  akhirnya merendahkan masyarakat yang lebih besar, sedangkan resolusi atau manajemen konstruktif membantu memperkuat rasa komunitas .
Memahami dan menghargai keberagaman telah lama menjadi nilai inti dari psikologi masyarakat . Namun keragaman dalam masyarakat sebagian besar telah diabaikan dalam penelitian pada akal masyarakat, yang telah difokuskan pada masyarakat apa yang anggota saham. Wiesenfeld menyebut konsep ini , mungkin mitos " kami " dalam sebuah komunitas .
Hubungan eksternal
Pada akhir artikel asli mereka, serta McMillan Chavis 1986 mengakui sisi gelap dari rasa komunitas.  yakni potensi yang memperkuat masyarakat dapat meningkatkan konflik di antara mereka, jika mereka mendefinisikan diri mereka dalam hal pengecualian dari orang lain. Masalah hubungan ini memperhatian antara masyarakat dan masyarakat lainnya atau masyarakat yang lebih besar. Mendefinisikan masyarakat memerlukan batas keanggotaan, ini kekhawatiran masalah hubungan masyarakat dengan orang-orang di luar batas. Hubungan antar masyarakat atau dengan masyarakat luas harus tidak secara eksplisit ditangani dengan keempat elemen. Dan demikian model mcmilan-Chavis dapat (dan telah) digunakan dalam mengejar nilai-nilai ditekankan oleh penulis, tetapi tidak menyediakan konseptual eksplisit untuk mengejar itu. Keragaman dalam sebuah komunitas pada Wiesenfeld (1996) menarik kesimpukan bahwa sering dikaitkan dengan kondisi eksternal.
Komunitas yang Kompeten
Satu kerangka untuk mengkonsep sebuah konsepsi yang lebih luas dari masyarakat konsepnya yaitu sebuah komunitas yang kompeten yang disarankan oleh iscoe (1974) dan Cottrell (1976). Ini menawarkan perspektif pada komunitas yang membahas beberapa isu yang diidentifikasi dalam kritik atas. Berdasarkan pengalamannya dalam bekerja dengan masyarakat untuk mengembangkan rencana dan sumber daya untuk pengembangan masyarakat, cottrel (1976) mengusulkan daftar karakteristik masyarakat yang kompeten. ini termasuk perhatian eksplisit untuk peran konflik dalam pengembangan masyarakat, pentingnya mengenali dan mengartikulasikan perbedaan sudut pandang antara sub-kelompok dalam masyarakat, dan pentingnya hubungan eksternal dengan masyarakat yang lebih luas. Beberapa kualitas dalam model Cottrell muncul kemiripan dengan beberapa elemen dalam McMillan-Chavin (1986) model. Untuk konsep misalnya cottrel tentang komitmen melibatkan hubungan emosional berbagi dan sebagian didasarkan pada pengaruh timbal balik dari anggota individu dan masyarakat secara keseluruhan. ia kualitas kesadaran diri dan partisipasi lainnya juga tumpang tindih dengan konsep McMillan-Chavis saling mempengaruhi, meskipun Cottrell keberadaanya dianggap dan pentingnya subkelompok dalam sebuah komunitas yang ditekankan oleh wiesenfeld (1996). makna bersama yang merupakan dasar komunikasi dalam rangka Cottrell tampaknya mirip dengan sistem simbol umum yang merupakan unsur keanggotaan dalam model McMillan-Chavis. namun kualitas lain dalam daftar Cottrell melampaui model McMillan-Chavis.
Kualitas dari kompetensi  komunitas
1.      Komitmen
Individu dimotivasi untuk bekerja pada komunitas; Komunitas dan individu memiliki pengaruh yang besar satu sama lain.
2.      Diri sendiri – kesadaran diri
Anggota memiliki pemahaman yang jelas tentang kepentingan dan pandangan diri sendiri atau sub kelompok seseorang, sebaik mungkin dari anggota dan sub anggota yang lain.
3.      Berartikulasi
Anggota memiliki kemampuan untuk menyatakan dengan jelas pandangan diri sendiri atau salah satu sub kelompok yang lainnya di dalam komunitas.
4.      Komunikasi
Ide dan istilah dengan makna bersama yang digunakkan untuk berkomunikasi dengan komunikasi dengan komunitas. Ini berdasarkan pemahaman beberapa perspektif dalam kelompok dan mengarah kepada kolaborasi asli antara anggota dan sub kelompok.
5.      Pemahaman Konflik dan Akomodasi
Satu rangkaian dalam prosedur ada untuk mengenali dan menyelesaikan konflik dengan komunitas, yang mana diasumsikan sebagai permasalahan yang belum terselesaikan.
6.      Partisipasi dalam membuat keputusan
Anggota berkontribusi secara aktif kepada masyarakat oenetapan tujuanm pengambilan keputusan, dan pelaksanaan rencana. Satu rangkaian prosedur yang disepakati menjamin komunikasi yang optimal antara kelompok ini.
7.      Managemen hubungan dengan masyarakat yang lebih besar.
Masyarakat mengidentifikasi dan menggunakkan sumber daya yang tersedia diluar dirinya sendiri dan menanggapi permintaan atau ancaman yang datang dari luar masyarakat.
8.      Pemanfaatan Sumber Daya
Masyarakat membuat penggunaan pernyataan terbaik dan sumber daya pribadi dan keterampilan antara anggota masyarakat dan mereka yang diperoleh dari luar
9.      Sosialisasi untuk kepemimpinan
Bekerja adalah kewajiban sehingga ketrampilan-ketrampilan partisipasi , kepemimpinan, kekuasaan dan tanggung jawab yang dipelajari oleh warga negara yang belum mereka ketahui di masa lalu dapat mereka asumsikan di masa depan. Termasuk daya transmisi sementara yang mana menampung konflik ( lihat no.3 di atas )
10.  Evaluasi
Refleksi, sistematis, tindakan penelitian pada permaslaahan di komunitas dan yang diusulkan tanggapan, tunjangan dengan untuk kegagalan dan menggunaan masukan untuk perbaikan.



DAFTAR PUSTAKA

Dalton, James H., Elias, Maurice J., Wadersman, A. 2001. Community psychology: Linking Individuals and Communities. United State of America: Thompson Learning.